buletinomahkayu

Rabu, 31 Juli 2013

Sosoknya yang energik dan mudah bergaul menjadikan Herry Wiyanto, salah satu fotografer senior di Magelang ini cepat dikenali dan akrab dengan siapapun. Melalui wawancara singkat, Herry berbagi sedikit cerita kepada OKB mengenai perkenalannya dengan dunia fotografi.

“Mengenal fotografi sejak tahun 1976 di SMA N 1 dengan kamera CANON QL 17 yang dipinjami kakak ipar.Tahun 1978 membeli kamera FUJICA  ST 801 dan tahun 1981 membeli kamera NIKON  FM2  kemudian tahun 1982 bergabung dengan club foto HISFA YOGYAKARTA sampai sekarang”, tutur Herry.  Selain belajar fotografi secara otodidak, Herry juga mengikuti seminar fotografi dalam dan luar negeri juga menimba pengalaman dari senior.

Ditanya mengenai ketertarikannya dengan dunia fotografi, Herry menjelaskan, ” Foto merupakan perpaduan antara seni dan dokumentasi, jadi suatu peristiwa atau keindahan alam yang telah menjadi foto tidak akan terulang kembali dengan sama persis sehingga foto tersebut akan menjadi histori yang abadi dan akan dilihat oleh generasi yang akan datang”.

Herry mengaku senang menggeluti fotografi yang berkaitan dengan human interest dan travelling. “Kehidupan manusia adalah sesuatu yang paling kompleks, setiap daerah atau negara mempunyai warna kehidupan yang berbeda-beda baik adat istiadat atau alam lingkungannya sehingga menjadikan obyek foto yang tidak ada habisnya untuk diexplore”, ujarnya.

“Banyak pengalaman yang berkesan terutama ketika melakukan travelling karena setiap daerah atau Negara mempunyai keunikan khas masing-masing dan paling cukup berkesan ketika meliput meletusnya gunung merapi dimana hampir tiap hari mendokumentasi daerah-daerah yang terkena hujan abu”, jelas Herry menambahkan.

Saat disinggung mengenai perkembangan dunia fotografi di Magelang, Herry mengungkapkan, “Perkembangan fotografi sekarang ini sangat maju dengan didukung adanya digital fotografi, sehingga semua orang awam dengan mudah memotret menggunakan kamera saku, handphone dan hasilnya diserahkan ahli olah digital maka hasilnya cukup bagus. Dengan berbagai macam software maka dengan mudah foto-foto tersebut dapat direkayasa hal inilah menjadikan foto tersebut menjadi kurang bernilai sebagai foto dokumentasi.Karena rekayasa inilah foto tidak murni lagi sebagai fotografi  tapi menjadi foto dan grafik. *faies

Curriculum Vitae :
•    Anggota club foto HISFA JOGJAKARTA sejak tahun 1982
•    Wakil ketua club foto PFAM MAGELANG
•    Mendapat Gelar  A. FPSI ***, Hon. E.FPSI
•    Sebagai Fotografer Pilihan NIKONIA 2006
•    JURI SALON FOTO INDONESIA 1998 - 2012
•    JURI Lombafoto PARIWISATA JOGJAKARTA 2006,2007
•    MEDALI PERAK SALON FOTO INDONESIA 1987
•    MEDALI EMAS SALON FOTO INDONESIA 1995
•    MEDALI EMAS SALON FOTO INDONESIA 1997
•    SPECIAL AWARD SALON FOTO INDONESIA 2001
•    MEDALI PERAK SALON FOTO INDONESIA 2005
•    MEDALI PERAK dan 2 MEDALI PERUNGGU SFI 2008
•    JUARA 2 Lombafoto RANA CITRA 1994
•    GRAND PRIZE Lombafoto Pariwisata Jateng 2002
•    JUARA 1 Lombafoto Pariwisata 2004
•    JUARA 1 Lombafoto Agrowisata 2005                        
•    JUARA 2 Photography Competetion SPA 2006
•    JUARA 1 Lombafoto BluePrint JOGKOMTEK 2008
•    JUARA 2 INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST 2008
•    JUARA 1 INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST 2009
•    JUARA 3 Kompetisi Foto KONSTRUKSI INDONESIA 2009
•    JUARA 1 Lombafoto KEHUTANAN 2008
•    JUARA 1 RALLY FOTO YOGYAKARTA 2013
Photo By M. Faies

Bulan Ramadhan telah tiba, di bulan ini trend busana muslim kian menjamur, terlebih nanti menghadapi lebaran. Bagi Anda yang bermaksud menggunakan busana muslim selama menjalankan puasa dan merayakan lebaran, berikut tips berbusana muslim:

1. Terpenting dalam memilih busana muslim adalah sesuai dengan aturan Islam. Busana Muslim bertujuan untuk menutup aurat dan melindungi tubuh pemakainya dari hal-hal yang bisa mencederai. Oleh karena itu pilihlah busana yang longgar sehingga menyamarkan siluet tubuh.
 
2. Sebaiknya tidak menggunakan baju ketat yang di double dengan baju lengan pendek, sepertiga, atau tank top. Jika Anda memilih untuk berbusana muslim maka pilihlah kreasi busana lengan panjang.
 
3. Pilih model dan bahan yang sesuai dengan aktivitas. Jika banyak beraktivitas pilihlah bahan yang menyerap keringat dan tak mudah kusut, yang terdiri dari atasan dan celana panjang. Untuk aktivitas yang lebih banyak diam pengguna busana muslim akan bertambah anggun dengan memakai rok.
 
4. Pilihlah penutup kepala/jilbab yang tetap menutup leher. Pelajari berbagai kreasi kerudung yang banyak diinformasikan dalam media massa agar tetap mengikuti mode namun tetap mengikuti aturan agama.
 
5. Pilih busana yang menyamarkan kekurangan tubuh agar Anda tampil percaya diri. Misalnya dari segi bahan, orang yang berbadan kurus sebaiknya menggunakan pakaian yang terkesan bertumpuk, dan orang berbadab besar gunakanlah bahan yang terkesan ringan. Dari segi warna, bagi yang berbadan besar warna gelap akan tampak lebih mengesankan.
 
6. Sebaiknya Anda tak perlu bingung memilih busana muslim untuk pesta. Pakaian sederhana yang dimiliki bisa terkesan mewah dengan cara memberikan pelengkap dari bahan yang terkesan mewah. Contoh, gabungkan batik berbahan katun dengan selendang organdi yang serasi ataupun membalut gamis sederhana dengan obi dari sutra atau berbordir. *sumber: www.rumahtiara.com
Foto : Doc. Pribadi
Borobudur adalah magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke Magelang. Potensi tersebut menjadikan iklim investasi bidang perhotelan di kota ini makin meningkat. Apalagi di dukung dengan makin padatnya Yogyakarta sebagai tempat tujuan wisata utama. Lambat laun Magelang akan mengalami pergeseran dari sebelumnya sebagai kota transit menjadi kota singgah dan kota tujuan.

Banyak hotel – hotel baru bermunculan di Magelang, di antara hotel-hotel yang dibangun, Atria Hotel & Conference Magelang hadir dengan konsep budaya Jawa dan seni batik yang di kemas dengan sentuhan modern.

Hotel bintang empat ini memiliki 144 kamar yang siap menampung para wisatawan selama berlibur di Magelang, kota kecil persimpangan Jogjakarta dan Semarang. Ada dua tipe kamar yang dimiliki Atri Hotel & Conference, yaitu Superior dan Suite. Tiap kamar di desain dengan konsep simple – modern tanpa meninggalkan kearifan lokal, tak heran di tiap kamar akan ditemukan desain bernuansa batik yang berpadu dengan interior modern.

Selama menginap di Atria Hotel & Conference Magelang, para tamu dapat menikmati sarapan pagi di Pamiluto Resturant yang berada di lantai lobby. Ada berbagai menu tersaji, mulai dari Indonesia, Asia, hingga Eropa. 

Berbagai fasilitas juga tersedia di hotel ini seperti Truntum Lobby Bar, fasilitas spa dan kolam renang untuk dewasa dan anak-anak. Koneksi wi-fi dengan kecepatan tinggi juga tersedia disini.

Sesuai namanya, Atria Hotel & Conference Magelang memiliki fasilitas dua ruang meeting yang dapat menampung hingga 2100 orang. Ruang tersebut sangat cocok digunakan sebagai tempat resepsi pernikahan. “Untuk wedding, Atria Hotel & Conference menyediakan beberapa paket terjangkau, mulai dari paket 40 juta untuk 300 orang dengan fasilitas lengkap seperti tempat resepsi, dekorasi, entertainment, dokumentasi, kamar untuk mempelai, dan spa”, ungkap Merio, staf hotel, kala di temui.

Hotel yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no. 42 Magelang ini mampu menjadi alternatif baru untuk menginap di Magelang. Udara Magelang yang sejuk dan bersih, lalu lintas kendaraan yang masih kondusif, dan jangkauan antar kota yang representatif tampaknya menjadi alasan untuk singgah di Kota Sejuta Bunga. *Wisnu
Pecinta fotografi Magelang berkumpul di Skylight Plaza 25 Juni 2013 lalu untuk hunting pemotretan model bertajuk Beauty In The Night yang diikuti oleh lebih dari 30 fotografer. Acara diawali dengan diskusi fotografi yang dibawakan oleh Heri Wiyanto yang mengulas lighting photography.

Selang beberapa saat, pemotretan berlangsung. Wixi dan Asty terlihat asyik berlenggak lenggok di depan kamera, berpose mengikuti arahan fotografer yang memotret secara bergantian. Keduanya terlihat anggun dengan sentuhan make up garapan Vincentia Puri Sudaryanti. Acara hunting bersama berjalan hingga larut malam.

Berlangsungnya acara tak luput dari peran Prayitno Setiyo Darmo, atau akrab dipanggil Prayit, yang turut menyumbangkan busana koleksinya untuk digunakan pada sesi pemotretan. Prayit termasuk salah satu desainer yang dikenal produktif.  Dengan bendera bernama 25 (baca: two five), Prayit menjalani aktivitas sehari – hari di rumahnya yang beralamat di Jl. Tirtosari 2 No. 25, Seneng, Banyurojo, Mertoyudan, Magelang.

Perkenalannya dengan dunia fashion bermula saat dirinya menekuni dancer di era 80-an. Kala itu musik disco tengah menjadi primadona. Banyak disco party digelar dimana – mana. Jam terbang show yang tinggi menuntut Prayit lebih kreatif. Setiap pementasan tidak boleh membuat penonton menjadi jenuh. Dari sanalah Prayit mulai belajar make up dan merancang sendiri kostum untuk pementasannya. Lambat laun dirasakan dunia fashion sangat menarik, Prayit mulai menjahit dan mencoba membuat pola hingga akhirnya dia menemukan jawaban bahwa fashion adalah pegangan hidupnya. Pilihan menekuni dunia fashion dia mantapkan di awal tahun 90-an.

Berbekal keterampilan secara otodidak, Prayit mampu menciptakan berbagai desain dalam waktu singkat. “Untuk menciptakan desain biasanya saya mulai dengan membayangkan sesuatu, dari sanalah inspirasi muncul. Terkadang saya juga mencari referensi dari trend yang tengah berkembang saat ini”, ungkap pria kelahiran 25 Nopember 1967 ini.

Prayit sangat cerdik membidik pasar, pangsanya adalah fashion wanita. “Fashion wanita tidak akan pernah ada habisnya karena wanita akan selalu mengikuti trend dan ingin up to date, berbeda dengan pria yang sekali tempo berbelanja pakaian tapi mungkin akan mengulanginya untuk tempo waktu yang relatif cukup lama”, ujarnya beralasan.

Mengenai tarif, Prayit mengaku fleksibel. “Finansial bukanlah segalanya karena saya mendasari pekerjaan saya ini sebagai sebuah hobby sehingga yang saya bangun sejak awal adalah bagaimana saya bisa merasa senang dan nyaman. Adanya rejeki yang mengalir dari sana bagi saya adalah bonus yang harus saya syukuri”, kata Prayit.

Pria satu ini tercatat beberapa kali menyandang gelar juara pada berbagai lomba. “Lomba bagi saya adalah ajang belajar dan sharing pengalaman. Melalui lomba saya bisa mengukur sejauh mana kemampuan saya. Dengan lomba saya juga memperoleh banyak relasi yang sudah barang tentu akan berguna bagi saya kelak”, ujarnya memungkasi. *irwan
Tidak dipungkiri lagi, perkembangan minat atas fotografi terus menanjak. Entah itu mulai dari pekerjaan atau bahkan hanya sekedar hobi memotret. Tapi dalam dunia fotografi tidak hanya asal jepret, dalam dunia fotografi juga ada etikanya. Berikut beberapa contoh etika dimaksud:

- Etika memotret ruang publik, harus melihat situasi dan kondisi dari negara dan tempat bersangkutan, dibeberapa negara terdapat larangan untuk memotret anak kecil yang berlarian di jalan, contohnya Australia, karena sangat takut jika terjadi eksploitasi anak. Berbeda dengan di Indonesia yang bisa dengan bebas candid anak kecil.

- Ingatlah ketika memotret orang, artinya kita memasuki area privacy orang tersebut, cobalah untuk meminta izin terlebih dahulu dan sampaikan maksud kita dalam mengambil gambar, apakah untuk komersil atau hanya sebagai dokumentasi pribadi. 

- Untuk memotret kejadian-kejadian seperti kecelakaan, bencana dan tragedi lainnya, para jurnalis biasanya memiliki akses sendiri (kode etik jurnalistik) yang diatur dalam UU no 40/1999 PERS dan Kode Eetik Jurnalistik. 

- Street foto merupakan style foto yang paling memasuki ruang publik, biasakan untuk meminta izin kepada petugas lapangan (contohnya polisi) dan sampaikan maksud kita. INGAT, jika foto tersebut merupakan foto komersil maka izin tersebut biasanya tidak GRATIS. 

- Untuk memotret ruang publik lainnya, etika jurnalistik membolehkan kita memotret rumah seseorang, kantor atau mall jika mereka terlibat dalam sebuah kasus yang layak dan berhak untuk diketahui publik. Misal layak dan berhak itu, jika sebuah institusi/orang punya masalah yg dampaknya merugikan banyak orang, seperti pencemaran limbah, untuk itu biasanya kita akan diijinkan mengambil gambar sebatas pemotretan pada kawasan yang dituju tanpa melibatkan oknum-oknum yang terkait. 

- Bolehkah kita menampilkan foto korban yang penuh luka? Etiskah menampilkan foto Disturbing picture ke khalayak umum? Hal tersebut kurang etis.Korban mungkin tidak rela tubuhnya dijadikan komoditi, apalagi yang sedang penuh luka. Dari sisi pembaca, mungkin akan malas melihat, kecuali jika foto tersebut di blur. Gambar semacam itu memang dibutuhkan untuk suatu keperluan tertentu seperti yang dilakukan oleh para team forensik, namun kalau sekarang urusannya dipamerkan di muka umum, maka kondisinya akan berbeda.

*sumber: http://revrev-evomon.blogspot.com
Setiap bulan OKB memilih 3 karya terbaik para fotografer yang telah diupload melalui facebook Omah Kayu Photo Hunting. Proses pemilihan dilakukan berdasarkan penjurian oleh Jhonny Hendarta selaku professional photographer. Di edisi 2 OKB mengangkat tema "bahagia". Berikut pemenangnya :


Foto Karya Henry Simatupang terlihat menarik. Snapshot yang bagus dengan penggunaan lensa yang cukup panjang titik apinya dan bukaan diafragma yang besar  atau disebut penggunaan ruang tajam yang sempit membut objek utama sangat menonjol atau kuat. Latar belakang dan latar depan yang bluur lebih memperkuat objek utama.

 
Foto Karya Uray Lukman menggambarkan keceriaan yang tulus dari sekelompok anak, mencerminkan kebahagiaan yang tidak dibuat – buat. Dengan kecepatan yang cukup tinggi atau dikenal dengan istilah teknik “freezing”, foto ini mampu merekam “moment puncak” sehingga foto ini menjadi bagus.


Foto Karya Agus Nonot Supriyanto menggambarkan kebahagiaan yang sederhana dan mengena sehingga menjadi daya tarik. Dengan komposisi yang baik, peletakan objek yang tepat sepertiga bidang dan pisang yang menjadi pola berulang tidak membuat objek utama “tenggelam” tetapi justru terlihat menonjol. Penggunaan lensa sudut lebar yang ada efek distorsi tidak terlalu mengganggu.

Senin, 29 Juli 2013

Setiap bulan OKB memilih 3 karya terbaik para fotografer yang telah diupload melalui facebook Omah Kayu Photo Hunting. Proses pemilihan dilakukan berdasarkan penjurian oleh Jhonny Hendarta selaku professional photographer. Dalam memperingati hari Kartini bulan April lalu, di edisi 1 OKB mengangkat tema "wanita". Berikut pemenangnya :

Karya Agus Nonot S.




Teknisnya cukup bagus dengan slow dan freeze (meskipun belum sempurna) dan isi ceritanya cukup bagus, tentang perjuangan wanita tua di tengah kesibukan kota / pasar.

Karya Urai Lukman





Yang ini secara teknis pemotretan model yang cukup bagus dengan penempatan obyek yang pas, sehingga dinamis





Karya Slamet Widodo







Perjuangan wanita tua dalam mencari nafkah yang pantas menjadi teladan dan secara teknis penggunanaan komposisi pola bagus, sehingga Point Of Interest-nya menonjol.

Dalam rangka Borobudur International Festival (BIF) 2013, Sneppers bekerjasama dengan Omah Kayu Studio dan Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) menyelenggarakan lomba foto. Materi foto yang dilombakan adalah rangkaian acara BIF 2013 dengan total hadiah 6,5 juta rupiah. Sebanyak 179 peserta dari dalam dan luar kota ambil bagian pada kompetisi tersebut.


“Animo peserta yang begitu besar terjadi karena event BIF bertaraf internasional, pendaftaran lomba gratis tanpa biaya dengan total hadiah yang cukup besar. Kami juga mendapatkan kaos dan beberapa souvenir secara gratis. Kali ini service panitia begitu bagus, untuk masuk ke komplek candi pun kami tidak perlu membayar di loket masuk karena disediakan fasilitas dari panitia”, tutur Bramantya, salah satu peserta lomba.

Setiap peserta bebas mengirimkan maksimal 5 foto melalui web www.sneppers.com untuk di seleksi. Akhirnya terpilihlah Yudi Tirtajaya (Magelang) sebagai juara I, Wibowo (Solo) sebagai Juara II, NT. Irwanto (Yogyakarta) sebagai Juara III. *wisnu

Omah Kayu kembali mengadakan Kelas Bebas Fotografi (KBF) pada Jumat, 05 Juli 2013 lalu. Bertempat di Rumahku Art Café, KBF kali ini mengulas sejarah dan teknik dasar fotografi. Acara ini berlangsung meriah karena format pembelajaran fotografi dilakukan melalui proses tukar pikiran dan diskusi. “Kami menghindari kesan belajar seperti halnya hubungan antara guru dengan murid sehingga kami menggunakan pola diskusi agar seluruh peserta kelas bisa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran”, jelas Irwan selaku koordinator acara.

KBF kemarin dipandu oleh M. Faies sebagai pembicara. Diskusi hangat bergulir hingga akhir acara. Bahkan selesai sesi, Brendy Pradana dan Heri Wijayanto berkesempatan memaparkan teknik editing sebagai jawaban atas keingintahuan beberapa peserta kelas terhadap proses edit foto. Dani dan Siswo yang hadir kala itu mengatakan bahwa mereka mendapatkan manfaat yang signifikan setelah materi dalam KBF dipraktekkan secara langsung.

KBF sedianya menjadi acara rutin dua mingguan dimana pecinta fotografi dapat belajar dan berdiskusi secara gratis tanpa dipungut biaya. “Informasi mengenai KBF dapat diperoleh melalui group facebook Omah Kayu Photo Hunting, silahkan teman – teman pecinta fotografi bergabung di group facebook tersebut. Namun perlu dicatat, Omah Kayu tidak lantas melembagakan diri sebagai komunitas fotografi, kami hanyalah fasilitator yang mencoba menjembatani kebutuhan dan keinginan pecinta foto sehingga siapapun yang ingin bergabung, kami sangat membuka diri”, ujar Irwan memungkasi. *taufik
Juara I : Yudi Tirtajaya
Bertempat di Taman Lumbini komplek Candi Borobudur, pada tanggal 13 -17 Juni 2013 lalu berlangsung perhelatan akbar bertajuk Borobudur International Festival (BIF) 2013. Event bertaraf internasional tersebut diikuti oleh tidak kurang dari 4.000 seniman, baik lokal maupun mancanegara.

Rangkaian acara BIF diawali dengan pawai budaya pada tanggal 13 Juni 2013 yang diikuti oleh kelompok seniman lokal Magelang dan sekitarnya. Berawal dari Hotel Pondok Tingal, berbagai bentuk kesenian diarak menuju Sanggar Seni Limanjawi. Sampai di sana, acara dilanjutkan dengan pembukaan pameran dan diskusi seni rupa oleh Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI). Berbagai bentuk sajian pertunjukan musik mewarnai rangkaian acara tersebut.

Juara II : Wibowo
BIF sendiri secara resmi dibuka pada tanggal 14 Juli 2013. Sekitar pukul 20.45 WIB, acara dibuka dengan tarian kolosal dari kolaborasi seniman Jawa Tengah dan Yogyakarta bertajuk The Spirit of Borobudur. Selang beberapa saat, Wakil Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif, Sapta Nirwandar, membuka acara secara simbolik dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya, Sapta Nirwandar menyampaikan bahwa potensi pariwisata Jawa Tengah sangat luar biasa. Heritage yang monumental seperti Candi Borobudur, Masjid Demak sebagai jejak sejarah berkembangnya agama Islam di Jawa, sejarah agama Hindu yang tersimpan di komplek Candi Dieng, serta perkembangan kebudayaan Cina menjadi kekuatan Jawa Tengah untuk maju dan berkembang.

Juara III : N.T. Irwanto
Pada pembukaan acara BIF tersebut, tak kurang dari 36 duta besar dan perwakilan negara sabahabat turut hadir. Tampak pula beberapa kepala daerah di Indonesia turut serta.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, dalam sambutannya menuturkan, “BIF 2013 ini merupakan event perekat persahabatan antar daerah. Juga merupakan sarana mempererat kerjasama antar daerah maupun negara dalam bidang pariwisata, ekonomi, dan investasi”.

“Kami juga berharap BIF bisa berdampak positif pada pariwisata Jawa Tengah. Kegiatan ini untuk mensukseskan Visit Jawa Tengah 2013”, ujar Bibit. Oleh karena itu, Bibit berharap seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk bersama – sama menunjukkan kepedulian dan rasa memiliki kepada Borobudur, membudayakan sikap ramah dan santun kepada wisatawan yang berkunjung sebagaimana tema BIF 2013 ”More Than Friendly”. 

Selama perhelatan BIF 2013 berlangsung, secara bergantian seniman lokal dan perwakilan beberapa negara seperti Republik Rakyat Cina (RRC), Slovakia, India, Thailand, Brunai Darussalam unjuk kebolehan.

Juara Favorit : Toni Suria
Selain di Taman Lumbini komplek Candi Borobudur, rangkaian acara BIF 2013 juga dimeriahkan dengan Borobudur Travel Mart dan International Heritage Seminar bertempat di Grand Artos Aerowisata.

Untuk memeriahkan BIF 2013, Omah Kayu Studio bekerjasama dengan Sneppers dan Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) juga mengadakan lomba foto yang menjadi ajang fotografer mengabadikan moment pada rangkaian acara BIF 2013.

Acara BIF 2013 ditutup dengan pertunjukan musik dan tari kolaborasi beberapa seniman Indonesia. Pertunjukan tersebut bercerita tentang perkembangan kebudayaan di Indonesia dari masa ke masa yang digarap secara megah dan apik.

Hingga acara BIF 2013 usai, masyarakat terlihat sangat antusias menikmati setiap pertunjukan yang digelar. Hal ini diharapkan menjadi suntikan semangat bagi masyarakat untuk terus aktif melestarikan budaya dan mengembangkan pariwisata di Jawa Tengah. *irwan
Photo by M. Faies
Bertempat di Atrium Armada Town Square (ARTOS), 28 Juni 2013 lalu berlangsung acara grand final pemilihan mas dan mbak duta wisata Kabupaten Magelang tahun 2013. Pemilihan duta wisata diikuti oleh 24 orang finalis yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Magelang.

Seleksi pemilihan duta wisata berlangsung cukup ketat. Dimulai dengan seleksi administratif, tertulis, hingga wawancara. “Pemilihan duta wisata kali ini diikuti oleh kurang lebih 80 peserta. Setelah melewati beberapa seleksi kemudian mengerucut menjadi 60 orang yang lolos tahap seleksi administif dan kemudian menjadi 12 pasang calon mas dan mbak duta wisata Kabupaten Magelang yang masuk tahap karantina”, ungkap Tatok Prihasmanto, salah satu dewan juri yang juga turut mengawal jalannya seleksi dan pembekalan peserta.

Lebih jauh Tatok menjelaskan, ”Secara meteri peserta  pemilihan duta wisata kali ini cukup bagus, hanya saja secara kuantitatif jumlah pesertanya lebih sedikit dari tahun – tahun sebelumnya. Mungkin karena sosialisasi yang kurang maksimal”, tuturnya.

Setelah melewati satu demi satu tahap seleksi, peserta yang lolos dikarantina selama beberapa hari di Hotel Pondok Tingal, Borobudur. Karantina tersebut dimaksudkan untuk memberikan bekal yang lebih intensif kepada para peserta hingga akhirnya mereka masuk tahap grand final.

Acara grand final berlangsung cukup meriah. Dalam balutan busana tradisional jawa, satu per satu finalis tampil diatas panggung. Tiba saat pengumuman, terpilihlah Brian Hanif Yanuar (siswa SMA Negeri 1 Salaman)  dan Dewinda Cyntia (siswa SMA Negeri 1 Kota Mungkid) sebagai mas dan mbak Duta Wisata Kabupaten Magelang tahun 2013.  

Kejuaraan lainnya diberikan kepada pasangan Maulana Muzaky dan Nia Annisa sebagai juara II dan pasangan Bina Dwi Aryanto dan Silvia Rina Palupi sebagai juara III. Selain itu, terpilih pula Nur Muchlisin dan Dara Ayu Kristin Prabowo sebagai juara kepribadian, Gema Purba Resasmita dan Prasasti Retno Hapsari Putri sebagai juara kepribadian, serta juara favorit Muhammad Sholeh dan Miladia Mustika Pridarani.

Saat ditemui seusai acara, Dewina mengaku bangga bisa terpilih sebagai duta wisata Kabupaten Magelang. “Saya berharap mampu mengharumkan nama Kabupaten Magelang. Sebagai duta wisata saya ingin memajukan pariwisata Kabupaten Magelang dan melestarikan budaya Indonesia secara luas”, ungkap Dewina.

Pada kesempatan yang sama Brian menuturkan, “Proses terpilih sebagai duta wisata bukanlah hal yang mudah, perlu persiapan yang matang. Saya perlu mempersiapkan mental dan memperluas  wawasan untuk menjadi duta wisata. Kedepan, saya sangat mengharapkan bimbingan agar dapat memegang amanah sebagai duta wisata untuk satu tahun ke depan”.

Tatok selaku dewan juri mengaku puas dengan hasil pemilihan duta wisata tersebut. “Saya memiliki keyakinan bahwa duta wisata Kabupaten Magelang mampu berlaga secara baik di ajang pemilihan duta wisata Propinsi Jawa Tengah. Brian dan Dewina memiliki modal yang cukup untuk ajang tersebut. Kombinasi antara penampilan fisik, intelektualitas, dan bihavior mereka tidak diragukan lagi.  Hanya saja, pembinaan yang terus – menerus masih sangat diperlukan mengingat usia mereka masih cukup belia”, ungkap Tatok memungkasi. *verdian