buletinomahkayu

Rabu, 31 Juli 2013

Tidak dipungkiri lagi, perkembangan minat atas fotografi terus menanjak. Entah itu mulai dari pekerjaan atau bahkan hanya sekedar hobi memotret. Tapi dalam dunia fotografi tidak hanya asal jepret, dalam dunia fotografi juga ada etikanya. Berikut beberapa contoh etika dimaksud:

- Etika memotret ruang publik, harus melihat situasi dan kondisi dari negara dan tempat bersangkutan, dibeberapa negara terdapat larangan untuk memotret anak kecil yang berlarian di jalan, contohnya Australia, karena sangat takut jika terjadi eksploitasi anak. Berbeda dengan di Indonesia yang bisa dengan bebas candid anak kecil.

- Ingatlah ketika memotret orang, artinya kita memasuki area privacy orang tersebut, cobalah untuk meminta izin terlebih dahulu dan sampaikan maksud kita dalam mengambil gambar, apakah untuk komersil atau hanya sebagai dokumentasi pribadi. 

- Untuk memotret kejadian-kejadian seperti kecelakaan, bencana dan tragedi lainnya, para jurnalis biasanya memiliki akses sendiri (kode etik jurnalistik) yang diatur dalam UU no 40/1999 PERS dan Kode Eetik Jurnalistik. 

- Street foto merupakan style foto yang paling memasuki ruang publik, biasakan untuk meminta izin kepada petugas lapangan (contohnya polisi) dan sampaikan maksud kita. INGAT, jika foto tersebut merupakan foto komersil maka izin tersebut biasanya tidak GRATIS. 

- Untuk memotret ruang publik lainnya, etika jurnalistik membolehkan kita memotret rumah seseorang, kantor atau mall jika mereka terlibat dalam sebuah kasus yang layak dan berhak untuk diketahui publik. Misal layak dan berhak itu, jika sebuah institusi/orang punya masalah yg dampaknya merugikan banyak orang, seperti pencemaran limbah, untuk itu biasanya kita akan diijinkan mengambil gambar sebatas pemotretan pada kawasan yang dituju tanpa melibatkan oknum-oknum yang terkait. 

- Bolehkah kita menampilkan foto korban yang penuh luka? Etiskah menampilkan foto Disturbing picture ke khalayak umum? Hal tersebut kurang etis.Korban mungkin tidak rela tubuhnya dijadikan komoditi, apalagi yang sedang penuh luka. Dari sisi pembaca, mungkin akan malas melihat, kecuali jika foto tersebut di blur. Gambar semacam itu memang dibutuhkan untuk suatu keperluan tertentu seperti yang dilakukan oleh para team forensik, namun kalau sekarang urusannya dipamerkan di muka umum, maka kondisinya akan berbeda.

*sumber: http://revrev-evomon.blogspot.com
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar